Sabtu, 11 Juli 2015

Bian Si Pendonor Cinta Bag4

        Mereka cepat-cepat membawa tubuh ku masuk ke dalam ruang UGD untuk di periksa. Aku melihat wajah cemas dari Ivan dan Pretty. Tak lama kemudian Bunda, Mama Pretty, Mami dan Papi Ivan datang ke rumah sakit. Tak tahan menahan sedih, Bunda ku langsung memeluk Pretty. Aku melihat mata Bunda berbinar-binar berharap aku masih bisa di selamatkan.
                Dokter pun keluar dari ruang UGD itu, dan mengatakan bahwa aku koma. Aku melihat Pretty tak bisa menahan dirinya untuk terus menjerit histeris dan menangis,mereka semua  berusaha menenangkannya.
***
1 minggu telah terlewati, Aku melihat bunda  dengan mata bengkaknya terus menangis berharap aku bangun. Aku telah mencoba untuk masuk ke dalam tubuh ku kembali, tapi tubuh ku menolakku. Aku hanya bisa berkata ,” Maafkan aku bunda.”
Bunda terus mendekap tangan ku…
                Tiba-tiba Pretty datang dengan sebuah bungkusan di tangannya, “ Siang bunda ..” Sapanya.
“Bunda,,Sebaiknya pulang dulu, Bunda terlihat letih. Biarkan Pretty yang menjaga Abi.” Usulnya. 
Pretty perlahan duduk di atas ranjang di sebelah kaki ku. “Tapi, bunda masih ingin bersama Bian.” Jawab bunda dengan suaranya yang sudah serak.
 “Iya, Pretty ngerti. Tapi kalau misalnya Bian lihat bunda capek karena dia, Bian juga pasti sedih.” Jelas Pretty.
                Pretty benar , aku sedih melihat bunda berantakan seperti itu. Bunda pun mendengarkan usul Pretty. Bunda keluar dari ruangan ku. Pretty beranjak berdiri dari ranjang ku, lalu duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang.
                “Hei Abi Bodoh,, kenapa lama sekali kamu tidurnya ? Lihat sudah seminggu kamu tak bangun-bangun.” Ucapnya yang mulai menitikkan air mata di tangan ku. “Lihat lah,, aku bawa buah kesukaan mu. Aku bawa anggur , bi.” Aku sangat sengsara  melihat Pretty seperti itu, aku tak tega dia berbicara sendiri, Sedangkan tubuh ku yang kurus itu hanya diam seperti orang mati.
                Pretty mencium kening ku yang saat itu tubuh ku masih kaku seperti  mayat hidup. Lalu dia mulai bicara lagi, “Besok pukul 10 pagi,aku akan menikah dengan Ivan. Aku menuruti permintaan konyol mu itu. Aku melakukannya,karena sampai sekarang aku masih mencintai mu,dan ingin mengejar cinta mu yang kamu donor kan kepada nya waktu itu.”Dia mulai menangis lagi sambil memegang tangan ku, 
“Tak bisakah kamu menunjukkan bukti cinta kamu kepada ku 1 kali saja,walapun itu untuk yang terakhir kalinya ,bi? Aku hanya ingin kamu bangun dan memeluk ku saat ini. Aku yakin kamu pasti mendengar kata-kata ku.”
                Melihatnya seperti itu, aku berusaha masuk lagi ke dalam tubuh ku, tapi terus di tolak.
“Kamu tak menunjukkan reaksi apa-apa. Kini aku tau, kamu tak pernah sungguh-sungguh mencintai ku.”
Dia langsung berlari keluar ruangan ku. Aku mengikutinya, aku melihatnya langsung memeluk calon suaminya sambil mengatakan,” Aku hanya ingin dia mengucapkan lagi, bahwa dia mencintai ku. Tapi reaksinya tetap saja tidak ada.”
“Dia pasti akan mengatakannya, pi.” Ivan mencoba menenangkannya.
Mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit.
                Besoknya pun tiba. Aku masih terpuruk akan kejadian semalam. Dengan perasaan yang sangat sedih, aku terus berusaha untuk masuk ke dalam tubuh ku, Tapi terus-menerus tubuh ku menolak. Jam sudah menunjukan jam 10 kurang 5 menit, dan itu berarti akad nikah akan segera di mulai. Aku Berusaha masuk ke dalam tubuh ku sekali lagi, dan ternyata berhasil.
 Aku langsung membangunkan tubuh ku, mencabut selang infus yang bersarang di tangan ku. Aku berlari-lari tertatih-tatih kesakitan, keluar rumah sakit. Suster –suster  berusaha mengejar ku, tapi aku keburu mendapatkan taksi yang langsung ku naiki. “Tolong, antarkan saya ke komplek Indah . No 23! Tolong Cepat ya pak.”
“Baik pak.” Jawab tukang supir taksi itu, yang menginjak gas nya lalu dengan tancap mobil taksi ini melaju. Aku terus mendekap jantung ku yang semakin lama semakin sakit. Dekapan ku mulai mengeluarkan darah.
                Aku pun sampai di depan rumah Pretty, Aku berlari dengan dekapan yang berdarah. Aku berdiri di depan pintu rumah Pretty, Saat itu ku dengar desah-desuh “SAH…SAH..” Yang menunjukkan bahwa Pretty telah resmi menikah dengan Ivan. Mendengar desah-desuh itu aku tersenyum lepas sambil menahan sakitnya jantung ku ini yang terus-terusan mengeluarkan darah.
 Pretty melihat ku, yang saat ini sedang berdiri di depan pintu rumahnya, dia tersadar dan langsung berteriak, “BIAN..” Aku tersenyum melihatnya karena mengenali ku. Aku terjatuh ke lantai karena tak sanggup menahan sakit nya jantung ini. Pretty dengan baju pengantin bernuansa kebayak berwarna putih yang glamor dan riasan make up yang melekat di wajahnya, semakin membuatnya tambah cantik. Pretty berlari mendekati ku,dan menidurkan ku di pangkuannya, Sementara yang lainnya memadati sekeliling ku.
“Kamu cantik sekali , pi.” Gombal ku sedikit sambil terus tersenyum walau dalam keadaan sekarat.

Dia pun tersenyum mengeluarkan lesung pipi nya. “ Adakah hal lain yang ingin kamu katakan?”
“Aku mencintai mu, pi.”Aku menggemgam erat tangan Pretty karena jantung ku berulah lagi. Dia langsung memelukku, “Itu kata yang ku tunggu-tunggu.”  Aku tertawa kecil, “Maaf telah mengotori baju pernikahan mu dengan darah ku.”
Aku mendongak ke atas dan melihat Ivan,aku mengulurkan tangan ku yang bergemetaran karena menahan sakit, dia menyambutnya dengan hangat.
“Hei,,Sekarang kamu resmi menjadi seorang suami, jagalah dia untuk ku.”
 Dia menjawab, “Ini semua terjadi karena kamu, bi. Anggap lah Pretty istri mu juga, karena Cinta mu telah kamu donorkan untuk ku. Jadi cinta kita menyatu dan sama-sama kita persembahkan untuk Pipi.”
Aku melihati mereka berdua,”Terima kasih, Van. Seperti biasanya kamu selalu baik pada ku.” Aku panik sejenak memanggil-manggil Bunda ku.
 “Bunda di sini,nak.” Teriak bunda yang langsung duduk di sebelah ku. Bunda memegangi tangan ku erat sekali.
 “Bunda, Abi sayang banget sama bunda. Maafin Abi ya, karena membuat bunda repot.”  Bunda ku menangis mendengar pembicaraan ku sambil terus menciumi tangan ku. Aku melihat ke sisi kiri,aku melihat mama,Papi dan mami, aku melanjutkan perkataan ku, “Abi juga sayang Mama, Mami juga, Papi yang selama ini menganggap Abi kayak anak sendiri. Kalian baik banget sama Bian.,,Tapi maafin Bian yang gak pernah bisa membalasnya. Terutama sama Bunda. “
Jantung ku tersontak memukul seperti gembungan yang akan pecah.
Aku mengucapkan kata terakhir ku, “ Kata terakhir ku ini, buat kamu pi. Terus lah cari cinta ku dan Ivan di dalam diri Ivan. Dan jika kelak nanti kamu merindukan aku yang telah tiada, kamu jangan memandang foto ku, Tapi pandang lah suami mu. Semua rindu mu pasti akan terobati.Maaf karena tak bisa membuatmu  jengkel lagi.”
Aku memejam kan mata ku, dan ketika aku membukanya lagi. Aku sudah berada di luar tubuh ku kembali .
Melihat aku sudah tak bernafas , Pretty dan bunda langsung histeris memelukku yang saat itu mengeluarkan banyak darah dari dalam jantung ku. Saat itu Pretty  bersumpah, tidak akan pernah mencuci bekas darah ku di baju pengantinnya. Ivan terus mencoba menenangkannya yang terlalau histeris seperti orang gila.
                Sorenya, mereka menguburkan jasad ku ke liang lahat. Aku menangis saat bunda berusaha masuk ke liang lahat untuk terus selalu bersama ku. Pretty membujuk bunda agar tak melakukannya, dan merelakan kepergian ku.

                Aku berdiri di atas kuburuan ku, Pretty terkejut karena aku tahu pasti dia melihat ku saat itu. Cahaya putih, yaitu cahaya matahari menyinari kuburan ku. Tiba-tiba saja aku terangkat, aku tersenyum sambil melambai kan tangan ku kepada Pretty. Satu-satunya yang ku tahu saat aku terangkat dan dia melihat ku dalam wujud roh,Dia menangis di pelukan suaminya. Dan itu membuat ku tersenyum untuk yang kesekian kalinya.



TAMATTTTT  hohohoho Sedih yaa  :'( .. 
Ini Cerita adalah cerita lama yang udah ku buat . InfoHood ini Cerbung aku buat sekitar umur ku masih 15 tahun hahaha,, itu udah 5 tahun yang lalu hahaha...
Ya tapi lumayan juga untuk di share ,.. Oke deh .. Selamat menunggu Cerbung Berikutnya ya >.< ^_^

Popular Posts